Kerajaan Aceh






       𝗞𝗘𝗟𝗢𝗠𝗣𝗢𝗞 𝟳 (𝗜𝗦𝗞𝗔𝗡𝗗𝗔𝗥 𝗠𝗨𝗗𝗔)
      𝟭.𝗗𝗔𝗡𝗔𝗡𝗚 𝗔𝗝𝗜 𝗣𝗥𝗔𝗠𝗢𝗡𝗢(𝟳)
      𝟮. 𝗘𝗥𝗠𝗔𝗟𝗜𝗔𝗡𝗔 𝗔𝗡𝗔𝗧𝗔𝗦𝗬𝗔𝗛 (𝟭𝟬)
      𝟯. 𝗠𝗘𝗟𝗜𝗦𝗬𝗔 𝗞𝗘𝗠𝗔𝗟𝗔 𝗗𝗘𝗕𝗬(𝟮𝟭)
      𝟰.𝗡𝗜𝗧𝗔 𝗘𝗥𝗙𝗜𝗡 𝗡𝗔𝗜𝗠𝗔𝗛 (𝟮𝟱)
      𝟱.𝗥𝗘𝗡𝗢 𝗦𝗔𝗡𝗧𝗢𝗦𝗢 (𝟮𝟴)
                              Kelas:
                             XI IPS 5
                        Guru pengajar:
                   Noviana Afiqoh S.pd
          SMA N 1 PAMOTAN 2022/2023




                                                               Hal 1




                        Kata pengantar

    Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “Sejarah kerajaan Aceh ”.
        Tak lupa kelompok kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses penyelesaian tugas ini hingga selesainya makalah ini.
           Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

                                                           Pamotan,25 Agustus 2022
     

                                                               HAL 2 

                             DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................2
DAFTAR ISI................................................3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG..................................4
B.RUMUSAN MASALAH.............................5
C.TUJUAN MASALAH................................6
BAB II
Pembahasan
A.KESULTANAN ACEH............................7
B.KEHIDUPAN POLITIK.............................8
C.KEHIDUAPAN EKONOMI........................9
C.KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA..............10
D.MASA KEJAYAAN KERAJAAN      ACEH.......................................................11
E.FAKTOR RUNTUHNYA KERAJAAN         ACEH.......................................................12
F. PENINGGALAN KESULTANAN ACEH........................................................13

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN..........................................14


                                                                 Hal 3


                               BAB I
                         PENDAHULUAN



                       LATAR BELAKANG


Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh Darussalam adalah salah satu kerajaan Islam yang terletak di ujung Pulau Sumatera, lebih tepatnya di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang.

Pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah, yang berkuasa antara 1496-1528 M.

Puncak kejayaan Kerajaan Aceh dapat diraih pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Di bawah kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka.

Selain itu, kejayaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Setelah lima abad berdiri, masa keruntuhan Kerajaan Aceh terjadi pada pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah, yang menjadi raja terakhirnya.


                                                                 Hal 4

                    RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana kehidupan politik kerajaan Aceh?
2.Siapa saja raja yang pernah memerintah di kerajaan Aceh?
3.Bagaimana kehidupan sosial budaya kerajaan Aceh ?
4.bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan Aceh?
5. Apa saja peninggalan dari kerajaan Aceh?

                   TUJUAN MASALAH
1.Mengetahui kehidupan Politik Kerajaan Aceh
2.Mengetahui nama raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh
3.Mengetahui kehidupan Sosial budaya Kerajaan Aceh
4.Mengetahui kehidupan Ekonomi Kerajaan Aceh
5.Mengetahui peninggalan dari Kerajaan Aceh


                                                                 Hal 5



                                 BAB II
                         PEMBAHASAN 
A. KERAJAAN ACEH

Cikal bakal Kerajaan Aceh tidak terlepas dari kerajaan yang pernah berdiri di wilayah tersebut, salah satunya Kerajaan Lamuri atau Indrapura.

Saat Sultan Alaiddin Husain Syah (1465-1480 M) berkuasa, beberapa kerajaan kecil dan Pidie bersatu dengan Lamuri yang saat itu telah berganti nama menjadi Kerajaan Darussalam.Salah satu alasan kerajaan-kerajaan kecil berniat bersatu adalah karena munculnya kekuatan Barat di Malaka.


Pemikiran untuk bersatu serta menjadi besar dan disegani lawan juga datang dari Ali Mughayat Syah, panglima perang sekaligus putra mahkota Kerajaan Aceh saat itu.

Mengingat semakin besarnya peran Portugis di sekitar Selat Malaka, Ali Mughayat Syah meminta ayahnya untuk menyerahkan pimpinan kerajaan kepadanya.


Selain menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung Kerajaan Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah juga membentuk angkatan darat dan laut yang kuat demi membangun kerajaan yang kokoh.


Setelah mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam, Sultan Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh, yang isinya sebagai berikut.

#Mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar

#Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara

#Bersikap waspada terhadap negara Barat

#Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar

#Menjalankan dakwah Islam ke seluruh nusantara 

Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh Sultan Alauddin Ri'ayat Syah dan ekspasi wilayah Kerajaan Aceh terus dijalankan.

                                                                    

B.Kehidupan politik 

Sultan Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh, yang

isinya sebagai berikut.

~Mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar

~Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara

~Bersikap waspada terhadap negara Barat

~Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar

~Menjalankan dakwah Islam ke seluruh nusantara

Kehidupan politik Kerajaan Aceh sebelum dan sesudah pemerintahan Sultan Iskandar Muda

sangat berbeda.Sultan Iskandar Mudaberusaha menata rapi sistem politik dalam kerajaan,

terutama yang berkaitan dengan konsolidasi dan peletakan pengawasan terhadap wilayahwilayah yang dikuasainya.

Raja raja kesultanan Aceh:

1.Sultan Ali Mughayat Syah

Beliau merupakan pendiri kerajaan Aceh sekaligus sultan pertama. Ia

memerintah dari tahun 1514 hingga 1528 masehi. Pada masa

kekuasaannya, kesultanan Aceh berusaha untuk meluaskan daerah

kekuasaannya. Selain itu, pada masa kepemimpinan Sultan Ali Mugyat

Suyah kerajaan Aceh melakukan serangan terhadap kedudukan

Portugis di Malaka.

2. Sultan Salahuddin

Sultan Salahuddin merupakan putera Sultan Ali Mughayat. Ia

menjadi sultan di Kerajaan Aceh pada tahun 1528 setelah

ayahnya wafat. Pada masa pemerintahannya, kesultanan Aceh

mengalami kemerosotan, sebab Sulatan tidak memperdulikan

kerajaan. Masa pemerintahananya kemudian berakhir pada

tahun 1537 masehi dan digantikan oleh saudaranya.

3.Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar

Sultan ketiga ini merupakan saudara Sultan Salahuddin. Ia memerintah kesultanan Aceh

dari tahun 1537 hingga 1568 masehi. Pada masa pemerintahan Alaudin Riayat, Kesultanan

Aceh mengalami banyak perubahan. Terutama terhadap perbaikan bentuk pemerintahan

Aceh dan perluasan wilayah. Kesultanan Aceh pada masa ini dapat menaklukkan kerajaan

Aru. Selain itu, ia juga melakukan serangan terhadap kerajaan Malaka, namun gagal.

Pada masa sultan ketiga ini, kerajaan Aceh mengalami pergolakan, yaitu terdapat

pemberontakan dan perebutan kekuasaan, sehingga masa pemerintahannya pun berakhir.

4. Sultan Iskandar Muda

Sultan keempat kesultanan Aceh bernama Sultan Iskandar Muda. Pada masa ini Aceh

mengalami masa kejayaan. Kesultanan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dibidang

perdagangan, bahkan menjadi penghubung antara pedagang-pedagang asing. Sebab letak

kerajaan Aceh sangat strategis sebagai bandar transito.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, ia juga melanjutkan serang terhadap

Portugis dan Johor. Hal ini bertujuan untuk menguasai penuh jalur perdagangan di wilayah

Selat Malaka. Selain itu, muncul juga ahli-ahli tasawwuf seperti Syech Ibrahim As Syamsi

dan Syech Syamsuddin bin Abdullah As Samatrani.

Selain keempat sultan diatas, berikut ini daftar sultan-sultan lain di kesultanan Aceh

Darussalam, meliputi :

Sultan Iskandar Thani

Sultan Sri Alam

Sultan Zain Al-Abidin

Sultan Ala Al-Din Masnyur Syah

Sultan Buyong 

C.kehidupan ekonomi

Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh beberapa faktor sebagai

berikut.

a. Letak ibu kota Aceh yang sangat strategis yaitu di pintu gerbang pelayaran dari lndia dan

Timur Tengah yang akan ke Malaka, Cina, atau ke Jawa.

b. Pelabuhan Aceh (Olele) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang.

c. Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada yang merupakan dagangan ekspor yang penting.

d. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang lslam banyak yang singgah

ke Aceh, apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui sepanjang pantai Barat Sumatra.

Dibawah ini beberapa komoditas perdagangan Kerajaan Aceh, meliputi :

Lada

Emas

Minyak Tanah

Kapur

Sutera

Kapas

Kapur barus

Menyan

Belerang 

D. kehidupan sosial budaya 


Kehidupan sosial budaya dapat dilihat landasan hukum yang berlaku

yang didasari dari ajaran Islam. Hukum adat ini disebut hukum adat

Makuta Alam. Berdasarkan hukum ini, pengangkatan seorang sultan

diatur dengan sedemikian rupa dengan melibatkan ulama dan perdana

menteri.Sisa-sisa arsitektur bangunan peninggalan kesultanan Aceh

keberadaannya tidak terlalu banyak, disebabkan karena sudah terbakar

pada masa perang Aceh. Beberapa bangunan yang masih tersisa

contohnya seperti Istana Dalam Darud Donya yang sekarang menjadi

Pendopo Gubernur Aceh.

Selain istana, beberapa peninggalan yang masih dapat kita lihat sampai

sekarang seperti Masjid Tua Indrapuri, Benteng Indra Patra, Gunongan,

Pinto Khop, dan kompleks pemakaman keluarga kesultanan Aceh.

E.Masa kejayaan kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaannya pada permulaan abad ke-17 dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607 M-1636 M). Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh kemajuan di beberapa bidang, antara lain perdagangan.


Di bidang perdagangan, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan yang berkuasa atas perdagangan Islam, bahkan menjadi bandar transit yang dapat menghubungkan dengan pedagang islam di dunia barat. 


Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dengan Aceh.

Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. Tujuannya adalah agar bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah penghasil lada.


Pada masa ini juga pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan ‘Seuramo Mekkah’ atau Serambi Mekkah. 


Sultan Iskandar Muda juga terbilang sukses dalam memperluas wilayah kekuasaan termasuk Semenanjung Malaya yaitu Johor, Perak, Melaka, Kedah, Patani, sampai sebagian besar Sumatera. Hal ini menjadikan wilayah Kerajaan Aceh Sangat luas di bawah pemerintahannya. 

F.FAKTOR KEMUNDURAN KERAJAAN ACEH 

Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Iskandar Muda wafat pada 1636.

Keruntuhan Kerajaan Aceh ini terutama dipengaruhi adanya perebutan kekuasaan. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani. 


Faktor lain yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Aceh adalah semakin menguatnya kekuasaan Belanda di Sumatera dan Selat Malaka. 

Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Belanda terus melancarkan perang terhadap Aceh. 


Belanda menyatakan perang terhadap Kerajaan Aceh pada 26 Maret 1873 setelah berbagai upaya ancaman diplomatik yang dilancarkannya gagal membuatnya menguasai Aceh.


Perang tersebut belangsung selama 40 tahun dan mengakibatkan berakhirnya Kesultanan Aceh.

G.PENINGGALAN KESULTANAN ACEH .

 1. Masjid Raya Baiturrahman 

Masjid Baiturrahman merupakan simbol agama, budaya, dan perjuangan rakyat Aceh.


Masjid Baiturrahman didirikan pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612.


Namun, sumber lain menyebutkan masjid dibangun lebih awal, pada tahun 1291, oleh Sultan Alaudin Mahmudsyah.


Pada masa penjajahan Belanda, masjid pernah dibakar saat Agresi Militer yang dipimpin Jenderal Van Swieten pada tahun 1873.


Catatan sejarah lain, Masjid Baiturrahman pernah menjadi saksi dasyatnya bencana tsunami pada 26 Desember 2004. Meskipun diterjang gelombang, masjid masih berdiri kokoh.


Sejak dulu, Masjid Baiturrahman tidak hanya untuk tempat ibadah saja, tetapi masjid juga sebagai pusat pendidikan dengan peradaban ilmu agama Islam.


Beberapa kali, Masjid Baiturrahman mengalami renovasi dan perluasan. Saat ini, luas Masjid Baiturrahman 31.000 meter persegi dengan luas bangunan 4.000 meter persegi. Masjid diperkirakan dapat menampung sebanyak 13.000 jamaah.


Masjid Baiturrahman menjadi salah satu wisata religi yang menarik wisatawan dalam dan luar negeri.

2. Taman Sari Gunongan.

Taman Sari Gunongan didirikan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Taman Sari Gunongan disebut juga Taman Ghairah yang di tengahnya mengalir Sungai Daroy (Darul Asyiqi).


Taman Sari Gunongan digunakan sebagai tempat bersenang-senang permaisuri Sultan Iskandar Muda, Putri Pahang. Ia adalah anak Sultan Johor dari Malaysia.


Dalam kitab karangan Syeikh Nuruddin Ar-Raniri yang berjudul Bustanussalatin dijelaskan bahwa Taman Sari Gunongan dialiri Sungai Darul Asyiki.


Taman penuh dengan bunga-bunga dan bangunan yang terbuat dari batu pualam warna-warni. Pada tiang bangunan dibalut logam tembaga yang terukir indah.


Bangunan dirancang oleh ahli-ahli dari Cina dan Turki yang terkenal dengan keahlian ukirannya.


Taman Sari Gunongan terletak di Gampong Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman. Lokasi ini berjarak sekitar empat menit dari Masjid Baiturrahman.


Saat ini, Taman Sari Gunongan dapat dikunjungi masyarakat setiap hari.

3. Benteng Indra Patra.

Benteng Indra Patra didirikan pada masa pra Islam oleh Kerajaan Hindu pertama di Aceh, yakni Kerajaan Lamuri.


Lokasi benteng terletak di bibir pantai menghadap ke Selat Malak


Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, benteng digunakan sebagai basis pertahanan yang dipimpin oleh Laksamana Malahayat


Saat itu, pasukan Kesultanan Aceh menggunakan benteng ini untuk menahan gempuran Portugis yang ingin menguasai Ace


Menurut catatan, bangunan dengan arsitektur kuno ini terdiri dari susunan batu gunung, kapur, tanah liat, kulit kerang, dan telu


Sampai saat ini, Benteng Indra Patra masih berdiri kokoh. Selain menyimpan sejarah, benteng terletak di tepi lautan yang indah.

4. Meriam Kesultanan Aceh

Ada tiga meriam peninggalan Kerajaan Aceh di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.


Lokasi peninggalan bersejarah ini berada di Gampong Drien Rampak, Kecamatan Arongan Lambek, Aceh Barat.


Meriam dibuat untuk mempertahankan wilayah dari serangan penjajah.

5. Makam Sultan Iskandar Muda 

Makam Sultan Iskandar Muda terletak di dekat Krueng Daroy, bersebelahan dengan Meuligoe Aceh (kediaman resmi Gubernur Aceh), serta berdampingan dengan Museum Aceh.


Pada saat Perang Aceh, jejak makam Sultan Iskandar Muda pernah dihilangkan oleh Beland


Pada tanggal 19 Desember 1952, lokasi jejak makam ditemukan kembali berkat petunjuk yang diberikan permaisuri salah satu Sultan Aceh bernama Pocut Meura


Sultan Iskandar Muda memerintahkan Kerajaan Aceh pada tahun 1607-1636 dan membawa Kerajaan Aceh pada puncak kejayaan.Pada masa pemerintahannya di abad ke 17, Kerajaan Aceh berada di peringkat lima besar kerajaan Islam dunia.


Saat itu, Banda Aceh telah menjadi pusat perniagaan yang disinggahi kapal-kapal asing untuk mengangkut hasil bumi dari kawasan Asia ke Eropa.


Sultan Iskandar Muda terkenal sebagai raja yang adil. Hal ini terbukti dengan keberaniannya menghukum putranya, Meurah Pupok, yang dipacung di depan umum karena melakukan kesalahan berat.

6. Uang Emas Kerajaan Aceh

Pada masa perkembangannya, Kerajaan Aceh menggunakan dirham emas sebagai alat pembayaran.


Sejumlah 300 keping dirham emas dari masa Kesultanan Aceh Darussalam pernah ditemukan di Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. (Editor: Nibras Nada Nailufar)



                               BAB III 

                            PENUTUP 

KESIMPULAN

Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatra dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.


https://t.me/kompascomupdate

























Postingan populer dari blog ini

KETIMPANGAN SOSIAL KELOMPOK 2

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PADA DESA PRAGEN KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN REMBANG

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PADA DESA PRAGEN KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN REMBANG